BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
mempelajari tentang hadits Nabi Muhammad SAW, kita harus mengetahui terlebih
dahulu tentang ilmu-ilmu hadits atau ulumul hadits, dan dalam mempelajari
ulumul hadits, kita harus tahu arti dari ulumul hadits itu sendiri, kita juga
harus tahu tentang sejarah perkembangan ulumul hadits dan cabang-cabangnya.
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan ulumul hadits dan perkembangannya serta cabang-cabangnya. Ulumul hadits
merupakan sebuah pengantar untuk mempelajari, memahami dan menyelami studi
hadits yang sangat kompleks. Dengan penyelaman kaidah-kaidah yang ada dalam
ulumul hadits, maka hadits akan dapat dikaji terlebih dahulu secara ilmiah dan
baru dilaksanakan pemahamannya dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku
dalam kajian studi hadits.
Dengan mempelajari
ulumul hadits, kita dapat memahami tentang pengertian, perkembangan dan
cabang-cabang hadits dalam ulumul hadits, serta dapat menerapkannya dalam
mempelajari studi hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Ruang Lingkup Ulumul Hadits
Istilah
ulumul hadits berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu ulum dan al-hadits. Kata ulum merupakan jamak
dari kata ilm yang berarti gambaran sesuatu tentang akal. Sedangkan al-hadits
secara etimologis berarti sesuatu yang baru, kabar atau berita dari seseorang.
Menurut
istilah, ulumul hadits menurut ulama
hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw baik dari sisi perkataan
perbuatan, ketetapan, sifat diri atau sifat pribadi. Namun sebagian ulama juga
mendefinisikan bahwa hadits tidak hanya disandarkan kepada Nabi Muhammad saw.,
tetapi juga kepada sahabat dan para tabi’in. Dalam buku Sejarah dan Pengantar
Ilmu Hadits, Hasbi As-Shiddieqy menjelaskan bahwa ulumul hadits adalah ilmu
yang berpautan dengan hadits, banyak ragam macamnya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa ulumul hadits adalah ilmu yang berkaitan dengan masalah
hadits dengan berbagai aspeknya.
Ruang lingkup
kajian ulumul hadits menyangkut dua bagian, yaitu : ilmu hadits riwayat dan
ilmu hadits dirayah. Ilmu hadits riwayat adalah suatu ilmu yang membahas
tentang segala sesuatu yang datang dari nabi Muhammad saw baik dari sisi
perkataan, perbuatan maupun ketetapannya ataupun yang lainnya.
Obyek pembahasan
Ilmu hadits riwayat adalah pribadi nabi Muhammad saw dari sisi perkataan,
perbuatan maupun ketetapan dan sifat-sifat lainnya. Tujuan pembahasan ilmu
hadits riwayat adalah untuk mempelajari hadits dari sisi hubungannya dengan
pribadi nabi Muhammad saw untuk memahami dan mengamalkan ajaran-ajarannya guna
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Ulama hadits yang
membahas hadits dalam perspektif ilmu riwayat ini adalah Ibn Syihab al-Zuhri.
Beliau menghimpun hadits atas interupsi Umar Ibn Abdul Aziz.
Ilmu hadits dirayat
adalah sekumpulan dari kaidah-kaidah dan masalah-masalah yang di dalamnya dapat
diketahui keadaan riwayat dan periwayat dari sisi diterima atau ditolak.
Periwayat adalah seseorang yang menyalin hadits sekaligus dengan sanadnya baik
dia itu seorang laki-laki atau perempuan dan yang diriwayatkan tersebut
disandarkan kepada Nabi Muhammad saw atau kepada selainnya, seperti sahabat dan
tabi’in.
Obyek kajian ilmu
hadits dirayat adalah sanad, rawi dan matan hadits. Tujuan dari mempelajari
ilmu hadits dirayat adalah untuk mengetahui dan menetapkan diterima atau
ditolaknya suatu hadits. Ilmu hadits dirayah merupakan neraca bagi ilmu hadits
riwayat. Didalam ilmu hadits dirayat merupakan kajian historis analis atas
segala perbuatan dan perkataan Nabi Muhammad saw serta ketetapannya.
Pembahasan ilmu
dirayat sudah dilaksanakan sejak abad ke-2 H. Ilmu hadits dirayat menjadi suatu
disiplin ilmu tersendiri sejak masa penyusunan kitab induk ulumul hadits yakni
pada pertengahan abad ke-4 H dan berakhir pada abad ke-7 H.
B.
Sejarah Perkembangan Ulumul Hadits
Perkembangan ilmu
hadits, antara lain:
1.
Tahap
pertama adalah tahap kelahiran ulumul hadits yang terjadi pada masa sahabat
sampai penghujung abad pertama hijrah. Dalam meriwayatkan hadits, sahabat dan
para penerusnya mencegah dan mengatasi pemalsuan hadits Nabi Muhammad saw. Pada
tahap ini sudah muncul sejumlah cabang ulumul hadits seperti hadits marfu’,
mauquf, maqtu’, dsb.
2.
Tahap
kedua adalah tahap penyempurnaan. Cabang-cabang ulumul hadits pada tahap ini
telah berdiri sendiri. Tahap ini mulai abad kedua sampai awal abad ketiga
hijrah.
3.
Tahap
ketiga adalah tahap pembukuan ulumul hadits secara terpisah yang berlangsung
dari abad ke-3 sampai pertengahan abad ke-4 hijrah. Masa ini merupakan masa
keemasan karena sunnah dan ilmu-ilmunya sudah di bukukan.
4.
Tahap
keempat adalah tahap penyusunan kitab-kitab induk ulumul hadits dan
penyebarannya (pertengahan abad ke-4 sampai abad ke-7 hijrah).
5.
Tahap
kelima adalah tahap kematangan dan kesempurnaan pembukuan ulumul hadits pada
abad ke-7 sampai abad ke-10 hijrah.
6.
Masa
kebekuan dan kejemuan pada abad ke-10 sampai awal abad ke-14 hijrah.
7.
Tahap
kebangkitan kedua pada permulaan abad ke-14 hijrah.
C.
Cabang-Cabang Ulumul Hadits
Cabang-cabang pokok dari ilmu hadits
1.
Ilmu
rijalil hadits
Ilmu rijalil hadits adalah ilmu yang
membahaskan para perawi hadits, baik dari sahabat, dari tabi’in, maupun dari
perangkatan-perangkatan sesudahnya. Dengan ilmu ini kita dapat mengetahui
keadaan para perawi yang menerima hadits dari Rasulullah dan keadaan para
perawi yang menerima hadits dari sahabat dan seterusnya. Di dalam ilmu ini
diterangkan sejarah ringkas dari riwayat hidup para perawi, madzhab yang
dipegangi oleh para perawi dan keadaan-keadaan para perawi itu ketika menerima
hadits.
2.
Ilmu jarhi
wat ta’dil
Ilmu jarhi wat ta’dil adalah ilmu yang
menerangkan tentang hal catatan-catatan yang dihadapkan kepada para perawi dan
tentang penta’dilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata
yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu.
3.
Fannul
Mubhamat
Fannul Mubhamat adalah ilmu yang dengannya
diketahui nama orang-orang yang tidak disebut namanya di dalam matan atau di
dalam sanad.
4.
Ilmu
tashhif wat tahrif
Ilmu
tashif wat tahrif adalah ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah diubah
titiknya (yang dinamai mushahhaf), dan bentuknya yang dinamai adalah muharraf.
5.
Ilmu
‘ilalil hadits
Ilmu
‘ilalil hadits adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak
nyata, yang dapat mencatatkan hadits.
6.
Ilmu
gharibil hadits
Ilmu
gharibil hadits adalah ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam
matan hadits yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
7.
‘ilmun
nasikh wal mansukh
‘ilmun
nasikh wal mansukh adalah ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah di
mansukhkan dan yang di nasikhkannya.
8.
Ilmu
asbabi wurudil hadits
Ilmu
asbabi wurudil hadits adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan
sabdanya dan masa-masanya Nabi menuturkan itu.
9.
Ilmu
talfieqiel hadits
Ilmu
talfieqiel hadits adalah ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antara
hadits-hadits yang berlawanan lahirnya.
10. Ilmu mushthalah ahli hadits
Ilmu
musthalah ahli hadits adalah ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian
(istilah-istilah) yang dipakai oleh ahli-ahli hadits.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
yang tersebut di dalam bab II dapat
disimpulkan bahwa ulumul hadits adalah ilmu yang berkaitan dengan masalah
hadits dengan berbagai aspeknya. Ruang lingkup kajian ulumul hadits menyangkut
dua bagian, yaitu : ilmu hadits riwayat dan ilmu hadits dirayah. Ilmu hadits
riwayat adalah suatu ilmu yang membahas tentang segala sesuatu yang datang dari
nabi Muhammad saw baik dari sisi perkataan, perbuatan maupun ketetapannya
ataupun yang lainnya. Ilmu hadits dirayat adalah sekumpulan dari kaidah-kaidah
dan masalah-masalah yang di dalamnya dapat diketahui keadaan riwayat dan
periwayat dari sisi diterima atau ditolak. Ulumul hadits dalam perkembangannya
terbagi dalam tujuh tahap. Ulumul hadits terbagi atas sepuluh cabang ilmu.
Daftar
Pustaka
Ash-Shiddieqy, Hasbi,.T.M.1977.Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits.Jakarta:Bulan
Bintang.
Octoberrinsyah,
dkk.2005.Al-Hadis.Yogyakarta: Pokja Akademik.
Saya izin copas ya... thx
BalasHapus