A. Berdirinya Kekhalifahan
Ayyubiyah
Pendiri Dinasti Ayyubiyah adalah Salahudin
Al-Ayyubi, dipanggil juga Saladin. Dinasti ini berdiri menggantikan kekuasaan
Dinasti Fatimiyah. Dinasti Fatimiyah runtuh ketika kekhalifahan Nur al-Din atau
Adid. Ketika khalifah Nur al-Din meninggal, kekhalifahan digantikan oleh
Saladin, dengan pergantian khalifah tersebut, berganti pula kekhalifahannya,
dari kekhalifahan Dinasti Fatimiyah menjadi kekhalifahan Dinasti Ayyubiyah.
Berdirinya kekhalifahan Ayyubiyah disebut juga sebagai
periode kedua atau periode orang-orang Syria. Pada periode ini Saladin menjadi
penguasa Arab terpenting dan the Champion
of Islam.[1]
Saladin berhasil mempersatukan Mesir dan Syria, Mesopotamia, dan Yaman. Saladin
juga berhasil dalam beberapa perang melawan orang-orang Salib.
Pemimpin Dinasti Ayyubiyah secara urut, yaitu Salahuddin
al-Ayyubi/Saladin(1169-1193 M), al-‘Aziz (1193-1198 M), al-Manshur Muhammad
(1198-1199 M), al- ‘Adil I (1199-1218 M), Al-Kamil (1218-1238 M), Al-‘Adil II
(1238-1240 M), Al-Shalih Najm al-Din/Salih Ayyub (1240-1249 M), Turan Syah
(1250), Al-Asyraf Musa (1250-1252 M). Di antara para Khalifah tersebut, hanya ada empat Khalifah yang terkenal, yaitu
Saladin, Al-‘Adil I, Al-Kamil, dan Salih Ayyub.
B. Masa Kejayaan
Masa kejayaan Dinasti Ayyubiyah adalah di masa
kekhalifahan Salahudin Al-Ayyubi atau Saladin. Saladin adalah pendiri sekaligus
khalifah pertama Dinasti Ayyubiyah. Ketika Saladin pertama kali ke Mesir dan
melihat kepemerintahan di Mesir, ia memiliki dua ambisi besar, yaitu pertama menggantikan Syiah di Mesir
dengan Sunni, kedua ia ingin
memerangi orang Franka dalam Perang Suci. Sebelum pengangkatannya menjadi
Khalifah oleh Dinasti Abbasiyah, ia telah menjabat sebagai menteri di
pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Namun setelah Khalifah terakhir Dinasti
Fatimiyah, yaitu Nur Al-Din wafat, Saladin secara pribadi meminta kepada
Khalifah Abbasiyah untuk melantiknya sebagai penguasa atas wilayah Mesir,
Maroko, Nubia, Arab Barat, Palestina dan Syuriah Tengah.[2]
Saladin berhasil merebut Tiberias setelah melakukan
peperangan selama enam hari pada 1 Juli 1187, yang kemudian disusul dengan
Perang Hittin pada tanggal 3-4 Juli. Dalam
Perang Hittin, Saladin juga meraih kemenangan. Dalam perang ini, Saladin
berhasil menahan Guy de Lesignan, raja Yerusalem, serta Reginald dari
Chatillon, si perusak perdamaian. Kemenangan-kemenangan Saladin dalam perang
tersebut menimbulkan kecemasan Paus, dan pemimpin-pemimpin Eropa lainnya, sehingga
menimbulkan Perang Salib ketiga. Perang Suci ini berkesudahan dengan perjanjian
perdamaian di Ramleh pada tahun 1192. Di antara syarat-syarat penting dalam
perjanjian perdamaian itu ialah:[3]
a.
Jerussalem tetap berada di tangan umat Islam, dan umat
Kristen diijinkan untuk menjalankan ibadah haji di tanah suci.
b.
Orang-orang Salib akan mempertahankan partai Syria dari
Tyre sampai ke Jaffa.
c.
Umat Islam akan mengembalikan relics Kristen kepada umat
Kristen.
Saladin bukan hanya terkenal dengan pahlawan perang, ia
juga terkenal sebagai pengayom dan pelindung para sarjana. Ia menyokong
pengembangan kajian teologi, membangun bendungan, menggali kanal, juga
membangun sekolah dan masjid. Di antara bangunan dan monumennya yang masih
bertahan hingga sekarang adalah Citadel di Kairo.
C. Masa Kemunduran
Kemunduran
Dinasti Ayyubiyah terjadi ketika berada pada masa kekhalifahan Salih Ayyub.
Tetapi sebelum terjadi kemunduran, Salih Ayyub berhasil merebut kembali
Yerusalem dari kekuasaan bangsa Franka dan mengembalikannya ke tangan umat
Islam. Namun, ketika terbaring sekarat, ia mendapat kabar bahwa kota Dimyat terancam lagi, kali ini oleh Louis IX,
Raja Perancis. Ketika para Mamluk (budak-budak) berjalan menuju ke Mansurah
untuk memburu pasukan Louis IX, Sultan Salih Ayyub meninggal dunia pada tahun
1249. Istrinya, Syajar al-Durr menyembunyikan kematian Salih Ayyub, sehingga
keberanian atau semangat umat muslim tidak berpengaruh. [4]setelah
itu, kekhalifahan digantikan oleh putranya Turan syah. Turan Syah tidak
berhasil beradaptasi dengan budak-budak (mamluk)
ayahnya, yang berkomplot dengan ibu tirinya, Syajar al-Durr. Akhirnya Turan Syah pun dibunuh.
II.
DINASTI
MAMLUK
A.
Berdirinya
Kekhalifahan Mamluk
Dinasti Mamluk masih ada ada hubungannya dengan
Dinasti Ayyubiyah, karena Dinasti Mamluk menggantikan kekhalifahan Dinasti
Ayyubiyah. Bahkan, ratu pertama Dinasti Mamluk masih mempunyai hubungan
kekerabatan dengan Khalifah Salih Ayyub dan Khalifah Turan Syah dari Dinasti
Ayyubiyah. Ratu pertama Dinasti Mamluk adalah Syajar al-Durr yang merupakan
istri Khalifah Salih Ayyub dan Ibu Tiri Khalifah Turan Syah dari Dinasti
Ayyubiyah. Syajar memproklamirkan diri sebagai ratu Negara Islam.al-Asyraf
Musa, keturunan Dinasti Ayyubiyah menyetujuinya untuk menjadi penguasa, tetapi
yang bertindak sebagai raja adalah Mamluk Aybak, pendiri Dinasti Mamluk.
B.
Masa
Kejayaan
Dinasti Mamluk berjaya di masa kekhalifahan al-Malik
al-zhahir Baybar (1260-1277). Baybar merupakan penguasa yang melantik beberapa
orang sultan, dan yang memberikan perlawanan terakhir kepada Tentara Salib.
Sebelum menjadi Sultan Mesir, Baybar berhasil meraih kemenangan di dalam sebuah
peperangan terkenal, Ain Jalutu (sebuah kota kecil terletak diantara Baysan
danNablus di Palestina).[5]
Baybar berhasil menghancurkan satu armada perang pasukan Tartar. Karena
kemenanangan dalam perang tersebut, Kekhalifahan Abbasiyah dengan segera
terbangkitkan kembali.
Baybar berambisi untuk menjadi
Shalah al-Din kedua dalam perang suci melawan Tentara Salib. Pada tahun 1263 M
Baybar berhasil merebut Karak dari Dinasti Ayyubiyah, dan berhasil
menghancurkan gereja Nazareth (al-Nashirah) yang telah disakralkan. Pada tahun
1265 M ia berhasil menguasai Caesarea, dan setelah 40 hari pengepungan ia
menerima penyerahan Arsuf dari unit khusus Tentara Salib. Jaffa dikuasai pada
tahun 1268 tanpa perlawanan, Syaqif Arnun menyerah setelah pengepungan singkat,
dan yang lebih penting lagi Antiokia yang telah menjalin hubungan baik dengan
Tartar juga menyerah pada kekhalifahan Mamluk. Pada 1271 Benteng Akrad−tempat perlindungan utama
unit khusus Tentara Salib, dan mungkin merupakan monumen militer paling indah
dari Abad Pertengahan−menyerah setelah dikepung sejak 24 Maret hingga 8 April.[6]
Baybar menemukan sosok penerus yang
cakap dalam diri Qallawun (1279-1290) yang sangat enerjik, dan sangat memusuhi
Tentara Salib. Akka kini menjadi satu-satunya pusat kekuatan militer yang
tersisa yang dimiliki Tentara Salib. Di tengah persiapan untuk menyerang Akka,
Qallawun meninggal, kemudian digantikan oleh putranya, al-Asyraf (1290-1293).
Al-Asyraf meneruskan usaha ayahnya menyerang kota Akka. Setelah pengepungan
selama lebih dari satu bulan, dengan menggunakan 92 katapul untuk menyerang,
markas kekuatan terakhir kubu Latin di Timur ini berhasil direbut (Mei 1291).[7]
Keruntuhan Akka mengakhiri nasib sekitar setengah lusin kota yang masih
bertahan di sepanjang pantai, yang sama sekali tidak mampu melakukan
perlawanan.
C.
Masa
Kemunduran
Setelah meninggalnya Baybar pada tahun 1438 M, Dinasti
Mamluk masih juga diperintah oleh Sultan-Sultan yang lemah sampai Khushqadam
menjadi Khalifah pada tahun 1461 M. Selama pemerintahannya, mulailah terjadi
konflik antara orang-orang Mamluk dan Turki Ottoman. Peperangan pecah selama
masa pemerintahan Qayetbay, yang digantikan oleh beberapa Sultan. Menuju masa
berakhirnya, pemerintahan Mamluk telah terjadi kegoncangan dalam negeri yang
menandai akan berakhirnya Dinasti
Mamluk. Di antara kegoncangan tersebuta adalah korupsi dan keadaan
keuangan/ekonomi Negara yang tidak memuaskan.
Konflik antara Turki dan Mesir
dimulai sejak masa pemerintahan Khushqadam (1461-1467 M) dan berlanjut sampai
pada masa kekhalifahan Qansuh (1501 M). Konflik-konflik antara Turki dan Mesir
tersebut mengakhiri kekhalifahan Dinasti Mamluk.
Runtuhnya Dinasti Mamluk,
meninggalkan banyak peninggalan. Sultan-sultan Mamluk sangat tertarik/senang
untuk mendirikan Masjid-Masjid yang indah dan sangat besar dengan batu-batu
besar. Berikut ini adalah beberapa contoh Masjid-Masjid itu:[8]
1.
Masjid al-Dhahir Beybar di lapangan Dhahir di
Cairo (abad ke 13).
Baybar juga memberi tambahan terhadap
Masjid al-Azhar.
2.
Masjid Sultan Qalawun (abad ke 13)
3.
Masjid Sultan Hasan dekat benteng Cairo, yang
membentuk 4 perguruan tinggi mewakili 4 madzhab orthodox dalam Islam.
4.
Masjid al-Nashir Muhammad (abad13-14)
5.
Masjid Sultan Quayitbay dan makamnya (abad ke 15)
6.
Masjid Sultan Barsbay (abad ke 16).
Daftar Pustaka
Ibrahim, Hassan.1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta:
Kota Kembang.
Hitti, Phillip K.2010..History of the Arabs. Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta.
[1] Ibrahim, Hassan.1968.Sejarah
dan Kebudayaan Islam. Humam, Djahdan,penerj. Cet. 1. (Yogyakarta: Kota
Kembang,1989), hal. 285.
[2] Hitti, Phillip K.1970.History
of the Arabs. Lukman, R. Cecep, penerj. Cet. 1. (Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta,2010), hal. 825.
[3] Ibrahim, Hassan. Sejarah dan
Kebudayaan Islam. (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), Hal. 287.
[4] Ibid, Hal. 295
[5] Ibrahim, Hassan. Sejarah dan
Kebudayaan Islam. (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), Hal. 317.
[6] Hitti, Phillip K.1970.History
of the Arabs. (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.2010). Hal. 839.
[7] Ibid. Hal. 840.
[8] Ibrahim, Hassan. Sejarah dan
Kebudayaan Islam. (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), Hal. 324
koq masa kemundurannya kurang detail..?? :( tolong Mb. d detailkan dong.. :)
BalasHapusLucky 15 Casino Review 2021 - KTM Hub
BalasHapusLucky 15 is a 세종특별자치 출장마사지 casino 광명 출장샵 where you can 제주도 출장마사지 play slots and table games on the go. Play slots, blackjack, roulette, casino table games, 동해 출장마사지 poker, roulette. 속초 출장안마 Rating: 3 · Review by ktmhub.com